Event dan Budaya

Gowes Longtrip Kampanye Tolak Narkoba Jogjakarta – Pacitan 2018

Hari Sabtu – 21 Juli merupakan hari yang cukup bersejarah dalam dunia pergowesan, ya karena hari itu akan diadakan sebuah moment yang cukup besar dan memakan durasi dan tenaga yang sangat besar, longtrip yang sangat menantang. Perjalanan ini sudah cukup lama di wacanakan namun berbagai kendala dan kepentingan akhirnya bisa juga terlaksana.

BNN Sleman sangat apresiasi sekali dengan diadakan Gowes Longtrip Kampanye Tolak Narkoba Jogjakarta – Pacitan 2018 yang diselenggarakan pada 21 – 22 Juli 2018. Bahkan bapak ketua BNN Sleman dan petugas lain memberikan pengarahan dan sambutan dalam rangka untuk penglepasan acara longtrip ini. Support dari BNN dan dari Pemda Sleman dalam hal kegiatan ini benar-benar memberikan tambahan motivasi dan semangat untuk tujuan yang sangat baik ini.

Peserta maupun pendamping atau penglepas gowes longtrip kali ini cukup banyak berkisar 50 orang, dengan dilepas langsung oleh bapak Kepala BNN Sleman Drs Kuntadi MSi didampingi bapak kepala desa Condongcatur bapak Reno Chandra Sangaji, S.IP. dan dari media masa. Pukul : 07.00 peserta dilepas dengan di iirngi mobil BNN Sleman, dan tentu saja mobil pengaman untuk sewaktu-waktu ada kejadian diluar kendali.

Perjalanan gowes longtrip ini dibutuhkan nyali dan semangat yang kuat ya perjalanan ini cukup panjang dan roling jalan yang didominasi dengan tanjakan yang cukup menawan dan syahdu senantiasa mengiringi dan menunggu kedatangan pegowes. Benar juga roling dimulai saat masuk Watu kelir demikian panjang dan mengasyikan bagi yang penggila tanjakan tentu ini adalah kesenangan tersendiri.

Perjalanan yang sedemikian melelahkan ini dibantu dengan baberapa relawan memberikan kenyamanan baik tempat regrouping dan makan siang, salat menjadi tidak masalah, tidak perlu repot mencari-cari tempat untuk makan dan salat. Perjalanan makin lama makin asyik buat pegowes ya, karena jadi ada istilah “nyeruk”. Ya istilah ini begitu viral dikalangan pegowes bagi yang ketahuan mampir kewarung untuk minum atau makan.

Memasuki perbatasan Pacitan sudah mulai masuk gelap, sehingga sebagian besar pegowes mengeluarkan andalannya yaitu lampu penerangan depan dan belakang sebagai antisipasi keamanan, walau tetap dikawal dengan relawan, namun karena jumlah pegowesnya sangat banyak dan terebar tidak jadi satu, tentu saja ini menjadi kendala dalam mengawasi dan mengantisipasi keamanan.

Waktu tempuh sampai di etape pemberhentian untuk istirahat berkisar 135km cukup jauh jarak tempuh ini bagi pegowes seperti saya ini. Dalam kondisi yang cukup lelah dan peserta yang gowes justru membikin kita nggak bisa tidur, candaan dan tentu saja cerita-cerita tanjakan dan cerita perjalanan selama gowes menjadi inti dari cerita yang menambah rame dan asyiknya malam itu. Ditambah suasana depan rumah tempat tidur kami adalah pasar sehingga suasana yang sangat dingin berkurang dengan suasana yang ramai, teman-teman dari pemuda kampung setempat membantu kita dalam mengamankan sepeda pegowes, ya tentu saja harga sepedanya rata-rata seharga motor.

Pagi sebagian pegowes ada yang langsung dipancal pulang tanpa ikut ke pantai Karung dahulu, sehingga kita hanya dapat mengucapkan hati-hati dan selamat jalan. Bagi saya dan rombongan akan menuju pantai Watu Karung yang ternyata aduhai tempatnya sangat indah dengan pantai yang landai dan jernih. Kejernihan pantai ini benar-benar bikin kita segera nyebur untuk mandi berlama-lama…eit kita masih punya agenda panjang yaitu perjalanan panjang pantai Watu Karung – pantai Klayar.

Perjalanan dari Pringkuku sampai Pantai Watu Karung hampir nggak ada hambatan untuk urusan tanjakan, semua dapat dilibas dengan entengnya. Sepanjang perjalan ke pantai Watu karung benar-benar sangat indah dengan hutan di kanan kiri dan suara burung sepertinya mengerti jika yang lewat adalah pejuang anti narkoba. Jalan yang sangat mulus dan berkelok-kelok datar memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa seperti baterei di charge.

Okey kita langsung lompat cerita, perjalanan pantai Watu Karung – pantai Klayar bukan perjalanan yang menggembirakan bagi saya, ya tanjakan dan turunan yang sangat super ektreme menanti dan sepnajang perjalanan, sehingga nuntun bareng menjadi bukan yang tabu atau sebuah pelanggaran. Apalagi loading adalah cara kita menjaga sejauh mana kemampuan kita dalam gowes, jangan sampai egomu justru merugikan dirimu. Kenali batasmu  jaga egomu.

Walau dengan terkewer-kewer akhirnya juga sampai di pantai Klayar yang ugh…benar-benar nggak nyaman ramai sekali. Namun karena ini sebagai finish point dari seluruh kegiatan ini mau tidak mau harus masuk ke pantai Klayar, sesampainya di pantai ini tentu saja Algojo itu ibarat photo dengan gowes satu mata uang nggak bisa di pisahkan.

Pukul : 13.00 kami pulang ke Jogja dengan ehm loading, ya tenaga kami sudah diperas habis saat perjalanan dari watu akrung sampai klayar benar-benar energi dan tenaga yang terkuras. Dengan mobil pemda dan pickup yang membawa sepeda kita pulang dengan jalur lewat selatan atau lewat Gunung Kidul, ternyata lebih cepat..ya pakai mobil.

Sampai di halaman kelurahan Condongcatur menujukkan pukul : 17.00 ya sementara mobil amunisi justru dibelakang jauh sehingga bagi yang membawa tas perlengkapan gowes harus sabar menunggu mobil penyapu sampai di halaman kelurahan. Sukses kepada seluruh peserta Gowes Longtrip Kampanye Tolak Narkoba Jogjakarta – Pacitan 2018.

sumber artikel by kangpoer. photo by kangpoer.