Pedestrian Malioboro Sebuah Semi Pedestrian yang Mengembangkan Seni dan Pariwisata
Malioboro adalah sebuah jalan potongan antara Tugu sampai Alun-alun Utara yang memiliki banyak sejarah, juga memiliki banyak memunculkan seniman kelas nasional, dan gerakan-gerakan pejuang rakyat Indonesia.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini. [sumber : wikipedia]
Start point pelaksanaan Malioboro sebagai semi pedestrian dibuka oleh Kanjeng Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono X sendiri bersama walikota Jogjakarta Bapak Haryadi Suyuti yang disambut antusias dan meriah oleh masyarakat Yogyakarta. Dan di awal pembukaan sampai saat ini masih trending topics yaitu adanya flash mob Beksan Wanara yang dilakukan oleh penari-penari Mataya Flash Mob (MFM) KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta.
Kembali fungsi pedestrian Malioboro yang saat ini ditata dengan sangat apik, luas dan lebar dan sangat mendukung untuk kegiatan pedestrian benar-benar mengerti dan merubah stigma Malioboro yang semula awut-awutan saat ini tertata dengan apik dan sangat nyaman untuk jalan-jalan, berkreasi seni, olahraga dan masih banyak kegiatan masyarakat selama diberlakukan semi pedestrian yang di canangkan setiap Selasa Wage.
Menurut testimoni yang pernah merasakan pedestrian Malioboro benar-benar merasakan kenyamanan yang terakomodir dengan penataan saat ini, pejalan kaki benar-benar diberikan kenyamanan untuk melakukan kegiatan di sepanjang jalan Malioboro dan Margo Mulyo. Penataan dengan konsep retro klasik memberikan kesan bahwa Malioboro berkesan heroik, dan patriotik sesuai sebutan Yogyakarta sebagai Kota Perjuangan.
Para senimanpun dilibatkan dalam penataan ini dengan melibatkan arsitektur penataan dan tentu saja ruang terbukanya benar-benar diperuntukan untuk kegiatan seni dan pameran lain. Malioboro sudah sangat dikenal sampai kawasan mancanegara dikarenakan eksotiknya kawasan ini dikarenakan banyaknya seniman yang muncul dari penggal jalan ini. Mungkin pembaca masih sangat familiar dengan lagu “Yogyakarta oleh KLA Project” yang menambah kesan mendalam Malioboro oleh orang-orang yang pernah memiliki kesan dan kenangan terhadap kawasan ini.
Maliboro juga melibatkan sistem smart city dengan disediakan wifi, cctv dan manajemen traffic control, dan tentu saja jaringan transportasi yang memiliki konekting dengan berbagai aplikasi yang disediakan oelh pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini memiliki hubungan langsung maupun tidak dengan pemerintah Jogjakarta. Semoga artikel ini bermanfaat (Artikel by kangpoer photo by meutiarahmah)