Event dan Budaya

Tour De Sangiran 2019

Tour ke Sangiran yang dilakukan oleh komunitas Algojo ini bertujuan untuk meng-explore tempat wisata yang sudah mendunia, suatu tempat wisata yang lebih spesifik adalah museum alam untuk proses kehidupan manusia jawa dalam arti bukan generasi atau jenis seperti kita.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia Manusia Jawa (Homo erectus paleojavanicus) adalah jenis Homo erectus yang pertama kali ditemukan. Pada awal penemuan, makhluk mirip manusia ini diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus oleh Eugène Dubois, pemimpin tim yang berhasil menemukan fosiltengkoraknya di Trinil, Ngawi pada tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari akar bahasa Yunani dan latin dan memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.

Tour de Sangiran ini bukan merupakan event balap sepeda yang digelar oleh Pemerintah atau suatu komunitas di Sangiran ini hanya sebatas untuk penamaan gowes bareng yang diselenggarakan oleh komunitas Algojo bertujuan gowes ke Sangiran.

Tour de Sangiran ini memiliki keistimewaan karena pegowes disini menggunakan beberapa jenis sepeda ada yang roadbike, MTB dan Seli. Walau dengan jenis sepeda ternyata antara yang MTB, Roadbike dan Seli dapat berimbang dalam speed ya tentu saja ini yang jadi korban adalah roadbike harus mengurangi speed rata-ratanya.

Dimulai start dari halaman balai desa Condongcatur pukul : 06.15 seluruh peserta Tour de Sangiran berangkat melalui jalur umum di jalan Solo. Dengan rata-rata speed mencapai 35-40 hal yang sangat luar biasa karena kecepatan ini bukan saja roadbike yang jalan namun juga MTB. Sebanyak 35 peserta longtrip ke Sangiran ini melalui jalur dari Jogja sampai Sangiran ditempuh kurang lebih 4 jam perjalanan dengan gowes (ada masalah dengan ban pecah sehingga menunggu ganti ban cukup menyita waktu).

Dalam perjalanan memang sangat menarik dengan bullian dan gojek konyol atau gojekan ala algojo bikin tak terasa waktu sudah masuk ke wilayah Sangiran. Namun ada catatan karena kita mengambil rute cepat yaitu mengambil jalur ke arah bandara Adisumarmo justru malapetaka bagi roadbike, ya jalannya banyak yang rusak dan berlubang juga snagat minim rambu jalan, sehingga sebagian peserta ada yang tersesat atau keblasuk sampai arah Boyolali termasuk saya, sehingga harus memutar balik cukup jauh kurang lebih 15kilometeran.

Kami informasikan kepada pegowes untuk gowes ke Sangiran sebaiknya jangan ambil rute arah Bandara Adisumarmo karena jalannya rusak berat, sebaiknya anda mengambil rute dari terminal Tirtonadi justru jalannya cukup baik dan rindang tidak panas, jauh sedikit tapi aman buat sepeda dan tubuh kita. Nah untuk arah sebelum masuk ke musium Sangiran sebaiknya anda atur nafas atau minum air dulu karena harus melewati rollingan yang cukup lumayan, agar sampai di Sangiran tubuh anda masih kelihatan bugar. Kuncinya minum yang banyak kalau perlu ditambah poralit agar tubuh tetap fit tidak dehidrasi.

Musium Sangiran untuk masuk bagi pegowes dikenakan biaya masuk sebesar 5.000 murah meriah dan anda bisa mengexplore sejarah “manusia jawa” jika anda mau masuk jika tidak hanya sekedar sampai terus photo-photo silahkan photo di tempat yang dirasa memberikan moment yang pas dan mengesankan. Jangan lupa jaga kebersihan baik dijalan maupun dimanapun, pegowes harus mencintai kebersihan alam semesta.

Selesai makan siang dirumah pak Puryanto atau lebih kondangnya “Mbah Gandung” kami kembali melakukan longtrip kembali ke Jogjakarta dengan gowes yang sangat panas sekali, namun ada sebagian yang memilih loading nggak kuat panas. (Saya mengimbau untuk longtrip sebaiknya dipandu dan sellau banyak minum dan tidak memaksakan power anda, karena dengan gowes keringat anda terbuang tidak terasa sehingga bisa dehidrasi dan paling fatal karena asupan air berkurang darah mengental dan anda pingsan, sekali lagi jangan ego air dan air adalah kunci kesuksesan anda dalam bergowes longtrip.

Sampai di Jogjakarta pukul : 17.00 kita sudah masuk Balai desa Condongcatur dan selesai sudah gowes longtrip atau Tour de Sangiran 2019 ini bersama komunitas sepeda Algojo (antar Lintas Gowes Jogja). Sampai ketemu dengan edisi longtrip sleanjutnya yaitu ke Kaligua – Brebes Jawa Tengah. (artikel by kangpoer photo by algojo)