Mengkritisi Keberadaan Jalur Sepeda di Kota Yogyakarta
kangpoer.staff. Jalur sepeda dewasa ini kususnya area Kota Jogjakarta perlu kita cermati dan di perhatikan karena sikap dari pemerintah kota kurang mengakomodir keberadaan jalur sepeda yang sudah dibuat saat ini. Sepeda bukan saja sebagai sarana menyalurkan hobi untuk berolah raga namun juga dapat secara nyata mengurangi efek polusi yang sangat mengkawatirkan.
Dalam seminar yang diadakan di PUSTRAL UGM pada hari Senin – 27 Maret 2017 yang lalu dengan tema utama “Mengkritisi Keberadaan Jalur Sepeda di Wilayah Perkotaan Yogyakarta”. Sebagai narasumber adalah : Joewono Soemardjito dari PUSTRAL UGM dan Danang Samsurizal dari pemerhati sepeda.
Jalur sepeda yang berada di wilayah perkotaan saat ini memang dirasa kurang diperhatikan atau mungkin dianggap sebagai kasta paling rendah dalam moda transportasi dan bisa juga dianggap sebagai salah satu sarana penyalur hobi. Ini yang perlu kita kritisi fungsi jalur sepeda secara kusus. Setidaknya pemerintah kota memiliki komitmen yang jelas bagaimana moda transportasi ini justru bisa berkembang dan memikat hati masyarakat agar bisa beralih ke sepeda.
Wacana-wacana yang digulirkan antara lain membuat suatu kawasan tertentu sebagai sebuah restarea kusus penggunaan sepeda. Dalam kawasan terbatas ini sepeda sebagai bagian utama moda transportasi dan tentu saja kita bisa melihat moda wisata yang ada di Belanda di Desa Giethoorn kendaraan bermotor harus parkir di luar untuk masuk kawasan hanya dengan jalan kaki, bersepeda atau naik sampan.
Kawasan ini sebagai sarana percontohon untuk memiliki fasilitas yang memadai untuk jalur sepeda mulai jalur, rambu-rambu, tempat ajang diskusi, ruang promo, edukasi tentang sepeda, undang-undnag No.22 tentang lalu lintas angkutan jalan. Tentu kita juga mengadopsi PP 79/2013 tentang Jaringan LLAJ dan PP34/2014 Tentang MARKA.
Berbeda di negeri Belanda, Jepang dan Amerika Serikat sudah memiliki jalur sepeda yang sudah memadai dan dipandang sebagai moda transportasi yang aman, tanpa polusi dan tidak makan tempat.
Fasilitas dan peningkatan promosi dan keikutsertaan peran aktif dari pemerintah serta dukungan dari masyarakat tentu akan berperan serta menggiatkan moda sepeda bisa berjalan dan berkembang sejalan dengan faktor-faktor tersebut di atas.
Penyediaan fasilitas sarana dan prasaran baik primer maupun sekunder akan berdampak secara nyata terhadap perilaku masyarakat untuk beralih pada moda sepeda, apalagi dengan iming-iming seperti contoh pemerintah Blitar memberikan bantuan sepeda kepada anak-anak sekolah untuk bersepeda di setiap pergi dan pulang sekolah.
Event-event yang dibangun dan dibuat harus menitik beratkan pada penggunaan dan perilaku bersepeda. Misal Funbike hadiahnya semuanya harus berupa : sepeda. Event dari pemerintah harus lebih banyak bertema sepeda sehingga rasa keinginan dan rasa memiliki akan tumbuh dari masyakaratnya.
Contoh jalur sepeda di Jogjakarta :
Contoh Jalur sepeda di Luar negeri :
Sumber gambar : google.com (debbinrhda.wordpress, Kompasiana, kabaena.forumplatinum, Jogja Gowes, puranti.blogspot.co.id)
Bersambung …………